PENGGUNAAN KAIN POLENG OLEH MASYARAKAT BALI. |
Pelabuhan Gilimanuk menjadi awal perjalanan “AMAZING BALI 2015” siswa-siswi SMA NEGERI 1 MANYAR di Pulau Dewata. Ya, di Pulau Bali. Semua penat yang telah tertahan selama perjalan, kini telah tergantikan dengan perasaan kagum oleh keindahan suasana yang sudah menjadi ciri khas pulau dewata tersebut. Dengan nuansa kebudayaan Bali yang masih kental, menjadi salah satu alasan Pulau Dewata menjadi tujuan study tour beberapa sekolah, termasuk SMAN 1 Manyar. Dengan menawarkan pemandangan alam yang alami dan indah, juga dengan memamerkan keragaman budayanya yang kreatif dan unik serta masih terjaga kandungan nilai keadatannya, membuat Pulau seribu dewa ini memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik perhatian turis mancanegara di seluruh penjuru dunia dengan merelakan uangnya untuk datang dan memanjakan penglihatanya menikmati keindahan pulau dewata ini.
Dari berbagai macam ciri khas dan
keunikan yang dimilikinya, pulau Bali dapat menyita perhatian serta memunculkan pertanyaan yang dilontarkan masyarakat di seluruh penjuru dunia,
bagaimana bisa penduduk setempat mempertahankan kebudayaan tersebut di era
globalisasi ini. Tidak hanya 1 kebudayaan, tetapi beribu ribu kebudayaan. Ciri khas
dan kebudayaan ini mampu di jaga dengan baik oleh masyarakat bali.
Terdapat satu keunikan yang menakjubkan di kepulauan
yang indah ini. Salah satu keunikan yang mampu menarik perhatian dan menimbulkan
penasaran bagi pengunjung sesampainya menapaki pulau Dewata tersebut. Suatu
benda yang dianggap suci oleh penduduk sekitar yang tak terlepas oleh sorotan
mata wisatawan, pertanyaan pasti muncul dari benak para wisatawan ketika kedua
bola matanya mendapati selembar kain yang mayoritas bermotif kotak-kotak yang
mewarnai lingkup sekitar pulau bali, kain yang menurut wisatawan merupakan kain
biasa yang didominasi dengan warna hitam-putih yang membaluti pepohonan serta
tempat-tempat tertentu.
Kain tersebut dinamai kain poleng. Kain yang memiliki motif kotak-kotak beraturan dengan berbagai
macam paduan warna. Namun, mayoritas berwarna hitam dan putih. Kain poleng merupakan perpaduan warna hitam
dan putih yang bisa kita temukan di Bali. Warna ini memiliki makna sakral di
Bali yang sampai saat ini tetap ajeg dipergunakan dalam simbol-simbol kehidupan
budaya orang Bali. Orang Bali sudah terbiasa dengan warna ini dan
mempergunakannya di keseharian mereka. dan didalam permaknaan dalam
kehidupan mereka, Mereka secara sadar ataupun tidak telah ikut menjaga dan
melestarikan simbol-simbol budaya para leluhurnya.
Kain poleng mempunyai arti, dimana arti
tersebut melambangkan ruebinede. Ruebinede adalah 2 hal yang tidak dapat
dipisahkan, 2 hal yang menjadi satu. Contohnya air-api, atas-bawah, baik-buruk.
Sama seperti warna dari kain kotak-kotak hitam dan putih tersebut dimana kain
berwarna putih itu melambangkan kesucian, sedangkan kain berwarna hitam
melambangkan keburukan. Nah, antara kebaikan dan keburukan memang tidak bisa
terpisahkan, pasti selalu ada. Dimana dari segi jumlah, untuk kotak berwarna
hitam dan putih harus selalu sama. Itu melambangkan keseimbangan. Jadi antara
kebaikan dan keburukan itu harus seimbang. Seperti itulah konsep dari kain
poleng.
Untuk seluruh tempat suci yang
berada di pulai bali, secara khusus masyarakat Bali harus mengisi atau menghiasi tempat
tersebut dengan kain poleng. Kenapa?
Karena menurut adat di Bali,dengan dipasangnya kain poleng maka menandakan jika tempat tersebut disakralkan/disucikan. Didalam pemakaian/pengisian kain poleng itu
sendiri, mempunyai makna yang mendalam. Selain itu, juga karena adanya kepercayaan
masyarakat bali yang mempercayai dengan adanya ruebinede(2 hal yang tidak dapat
dipisahkan). Maka dari itu, pengisian
kain poleng bertujuan untuk melambangkan adanya ruebinede tersebut. Adapun yang berfungsi sebagai hiasan saja.
MACAM- MACAM KAIN POLENG
PATUNG YANG DIHIASI DENGAN KAIN POLENG HITAM KOMBINASI MERAH |
PATUNG YANG DIHIASI KAIN POLENG HITAM KOMBINASI PUTIH |
Dari segi pemasangan kain suci yang ada di Bali, masyarakat setempat mempercayai dengan adanya 9
penjuru arah mata angin, maka warna untuk penggunaan kain disesuaikan
berdasarkan arah dari benda yang akan dipasang kain.
· a. Utara: kain poleng berwarna hitam (dengan kombinasi
warna sesuai dari keinginan pemasang, bisa putih/merah dsb)
· b. Timur: kuning dengan kombinasi warna lain.
· c. Selatan: merah dengan kombinasi warna lain.
· d. Barat: putih dengan kombinasi warna lain.
MACAM-MACAM UKURAN KAIN POLENG |
Dari perbedaan warna kain tersebut, semua kain poleng memiliki makna yang sama, yaitu Riebinede. Dari segi ukuran antara satu kotak dengan kotak yang lain harus sama, dan yang terpenting dari segi jumlah antara kotak-kotak berwarna putih dan kotak-kotak berwarna hitam harus memiliki jumlah yang sama atau seimbang. Kain Poleng ini biasanya terbuat dari kain sutra, kain bludru.
PENGARUH PENGGUNAAN KAIN POLENG
Dari segi nyata memang tidak ada pengaruh. Jika diliat sebatas dari
pandangan mata, kain tersebut berarti sebagai hiasan untuk mempercantik saja. Tetapi, dari
segi alami yang tidak bisa kita lihat, pengaruhnya memang dengan alam lain.
Mempengaruhi hubungan antara manusia dengan alam yang tidak terlihat tersebut.
PENGGUNAAN KAIN POLENG DITEMPAT YANG DISAKRALKAN. |
PENGGUNAAN KAIN POLENG YANG BERFUNGSI UNTUK MEMPERINDAH |
PENGGUNAAN KAIN POLENG UNTUK POHON YANG DIANGGAP KERAMAT |
Setiap pohon/tempat yang diisi kain poleng berarti tempat tersebut
disakralkan. Jika pohon tersebut diberi kain poleng, berarti pohon tersebut
kramat(ada penunggunya), maka dari itu dibuatkan tempat untuk mengaturkan
sesaji, dimana tujuannya agar roh/orang yang tinggal ditempat tersebut tidak
menggangu orang sekitar, sedangkan
jika keranjang biasa/barang yang
diberi kain poleng, hanya sebagai hiasan saja, tidak ada maksut khusus. Hanya untuk memperindah benda tersebut.
PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KAIN POLENG
Biasanya kain tersebut akan diupacarai terlebih dahulu. Dengan mempercikkan tirta/air suci dahulu sebelum digunakan. setelah diupacarai, barulah kain tersebut dapat digunakan. Jika kain telah digunakan, kain
tersebut tidak bisa dipakai kembali bahkan diletakkan sembarangan. Tempat,
perlakuan dan cara menaruhnya dikhususkan untuk menghormati hal-hal yang sudah
disucikan.
Untuk waktu pergantian penggunaan kain yaitu tergantung selera yang memiliki tempat,
jika mereka menganggap kainnya masih bagus/layak, tetapi keinginan mereka untuk
menggantinya dengan yang baru maka tidak dimasalahkan. Jika
sudah diganti dengan yang baru, yang lama harus dibakar.
Untuk pembakaran tidak bisa dibakar bersamaan dengan sampah, harus secara
khusus. Biasanya dibakar di areal khusus/utama. Masing-masing rumah orang bali memiliki tempat utama yang disebut
sanggah, yang mana tempat itu berfungsi untuk tempat bersyukur. Disitulah kain
dibakar.
Abu dari pembakaran kain tersebut tidak bisa dibuang begitu saja.
Berikut merupakan cara perlakuannya setelah menjadi abu:
1. diambil, kemudian diatanam di halaman utama pemilik kain.
2. abunya dilarung.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan terhadap kain poleng adalah Dilarang
merusaknya. Karena kain tersebut merupakan kain suci yang harus diperlakukan
secara baik dan khusus. Untuk kain poleng yang berfungsi sebagai hiasan, tidak
perlu disucikan dan selesainya tidak perlu di bakar.
NARASUMBER YANG MERUPAKAN PENDUDUK ASLI BALI, BLI GEDE BAGUS. |
Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara langsung dengan masyarakat asli Bali, menghasilkan kesimpulan bahwa Kain Poleng merupakan salah satu keunikan Bali yang memiliki makna yang sangat penting dan mendalam bagi kehidupan masyarakat Bali itu sendiri. Bahkan sudah menjadi kebiasaan orang Bali untuk mempergunakannya dalam aktifitas dan keseharian mereka. Faktor tersebut secara sengaja/ tidak, telah membuat panorama di pulau Bali didominasi oleh kain yang bermakna ruebinede. Ya. Kain itu disebut kain poleng.
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas terselesaikannya karya tulis dalam bentuk pembuatan blog, dimana blog yang kami buat ini di post sebagai tugas widya wisata "AMAZING BALI 2015" SMAN 1 Manyar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar